Kisah Pertama: Connecting The Dots (Menghubungkan Titik-Titik)
Steve
memulai cerita bagaimana dia dilahirkan dan diadopsi oleh keluarga
sederhana. Bahkan ayah-ibu angkatnya bukanlah lulusan universitas namun
mereka berjanji akan mengirim Steve untuk kuliah. Steve melanjutkan
cerita bagaimana dia kuliah di Reed College dan belajar kaligrafi dan
penggunaan font. Pada saat itu tidak ada hubungan langsung antara apa
yang dia lakukan saat itu dengan apa hubungannya dengan pekerjaan di
masa mendatang.
Kisah Kedua: Love and Loss (Cinta dan Kehilangan)
Steve
bercerita bagaimana dia membangun Apple dari garasi rumah bersama
sahabat dekatnya menjadi perusahaan besar bernilai jutaan dolar. Ketika
perusahaan semakin besar, Apple merekrut seseorang yang dianggap pantas
untuk memimpin perusahaan. Awalnya semua berjalan baik sampai adanya
perbedaan pandangan dan visi tentang masa depan perusahaan. Ternyata
board of directors memihak pada pemimpin perusahaan tersebut dan Steve
dipecat dari perusahaan yang dia dirikan. Bagaimana mungkin Anda dipecat
dari perusahaan yang Anda dirikan sendiri?
Inilah kehilangan
terbesar dari Steve Jobs. Sesuatu yang dia buat dengan sungguh-sungguh
hilang begitu saja. Namun satu hal yang tidak pernah hilang dia selalu
mencintai apa yang dia kerjakan. Steve memulai kembali dari awal. Dia
mendirikan NeXT kemudian Pixar yang menjadi studio animasi terbesar
dunia dengan film fenomenal saat itu, “Toy Story”. Pada akhirnya NeXT
dibeli oleh Apple dan Steve kembali ke perusahaan yang dia dirikan dan
membangun Apple bangkit dari keterpurukan.
Semua ini tidak akan
terjadi jika dia tidak dipecat dari Apple. Sebab pada masa-masa itulah
periode paling kreatif dia jalani. Hidup terkadang seperti pil yang
sangat pahit namun diperlukan untuk menyembuhkan seorang pasien.
Kisah Ketiga: Death (Kematian)
Steve
bercerita bagaimana dia menghadapi kematian ketika divonis menderita
kanker pankreas yang tidak bisa disembuhkan. Dengan vonis tersebut Steve
menjalani hari-harinya dengan berbuat yang terbaik setiap hari yang
bisa dia lakukan.
Setiap kali hendak bekerja Steve mengajukan
pertanyaan, “Jika hari ini adalah hari terakhir hidup saya, apakah saya
ingin melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini?”
Mengingat bahwa kita akan mati akan membantu untuk selalu membuat pilihan besar dalam hidup.
Penutup
Steve
menutup pidatonya dengan bercerita kisah di masa muda ketika dia dan
teman-teman memilih sebuah kutipan dari majalah. Kutipan itu pula yang
dia sampaikan buat seluruh mahasiswa Stanford yang baru lulus, “Stay
Hungry, Stay Foolish”.
Inilah “call to action” atau seruan yang diinginkan Steve Jobs agar diingat oleh audiens setelah pidatonya berakhir.
Tetaplah merasa lapar dan bodoh, agar Anda terus belajar dan mencari sesuatu yang besar dan bermanfaat buat hidup Anda.http://www.presentasi.net/steve-jobs-stanford/